Nama :
ikram junaid
Kelas :
A
Nim :
231413027
Artikel Ilmiah
Ekspansi
Kerajaan Goa-Tallo dalam Persektif Kerajaan Maritim
(abad ke XVI-XVII)
(abad ke XVI-XVII)
Abstrak
Pemahaman kita tentang maritim merupakan segala aktivitas pelayaran
dan perniagaan/perdagangan yang berhubungan dengan kelautan atau disebut
pelayaran niaga, sehingga dapat disimpulkan bahwa maritim berkenaan dengan laut,
berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut. Sehubungan
dengan itu Kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir pantai/laut sangat di
penggaruhi oleh kegiatan-kegiatan Pelayaran kelautan. Di indonesia sendiri Di
kenal sebagai negeri Kepulauan karena setenggah wilayahnya adalah lautan. Sejak
dahulu kala Negeri kita dikenal dengan orang-orang pelayaran yang hebat
terutama orang Bugis yang mendiami daerah Sulawesi Selatan atau yang kita kenal
dengan Makassar (negeri para Daeng). Secara geografis daerah
Sulawesi Selatan memiliki posisi yang sangat strategis, karena berada di jalur
pelayaran (perdagangan Nusantara). Bahkan daerah Makasar menjadi pusat
persinggahan para pedagang baik yang berasal dari Indonesia bagian Timur maupun
yang berasal dari Indonesia bagian Barat. Dengan posisi strategis tersebut maka
kerajaan Makasar berkembang menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas jalur
perdagangan Nusantara.
PENDAHULUAN
Jauh
sebelum masa kemerdekaan, Indonesia ternyata sudah dikenal dunia sebagai
sebagai Bangsa yang memiliki Peradaban maritim maju. Bahkan, bangsa ini pernah
mengalami masa keemasan pada awal abad ke-9 Masehi. Sejarah mencatat bangsa
Indonesia telah berlayar jauh dengan kapal bercadik. Dengan alat navigasi
seadanya, mereka telah mamapu berlayar ke utara, lalu ke barat memotong lautan
Hindia hingga Madagaskar dan berlanjut ke timur hingga Pulau Paskah. Dengan
kian ramainya arus pengangkutan komoditas perdagangan melalui laut, mendorong
munculnya kerajaan-kerajaan di Nusantara yang bercorak maritim dan memiliki
armada laut yang besar.
Sumber asing
terulis pertama dari Barat berasal dari catatan Tome Pires. Dia menyebutkan
tentang bagaimana kemapuan pelayaran dan perdagangan yang dilakukan oleh
orang-orang Makassar. Dalam buku Islamisasi kerajaan Gowa, Prof. DR.
Ahmad M. Swang, M.A ( 2005; 72) Tome Pires dalam perjalanannya dari Malaka ke
Laut Jawa pada tahun 1513 telah menemukan orang-orang Makassar sebagai pelaut
ulung. Keterangan ini dianggap keterangan tertulis Barat yang tertua. Pires
menyebutkan: “Orang-orang Makassar telah berdagang sampai ke Malaka,
Jawa, Borneo, Negeri Siam dan juga semua tempat yang terdapat antara Pahang dan
Siam,
Sumber
berita dari catatan Tome Pires mungkin lebih menitikberatkan kepada sebuah
kerajaan di Sulawesi belum resmi memeluk agama Islam, karena secara resmi kedua
raja dari Gowa dan Tallo memeluk agama Islam pada tanggal 22 September 1605 M.
Negeri tersebut kaya akan beras putih dan juga bahan-bahan makanan lainnya,
banyak daging dan juga banyak kapur barus hitam. Mereka memasok barang dagangan
dari luar, antara lain jenis pakaian dari Cambay, Bengal, dan Keling. Mengingat
jaringan perdagangan dari Cina sudah lama, barang-barang berupa keramik juga
diimpor dan hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya temuan keramik dari masa
Dinasti Sung dan Ming dari daerah Sulawesi Selatan.
PEMBAHASAN
Awal
munculnya kerajaan Makassar
Pada
awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama
Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa:
Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan
Kalili. Melalui berbagai cara, baik damai maupun paksaan, komunitas lainnya
bergabung untuk membentuk Kerajaan Gowa. Cerita dari pendahulu di Gowa dimulai
oleh Tumanurung sebagai pendiri Istana Gowa, tetapi tradisi Makassar lain
menyebutkan empat orang yang mendahului datangnya Tumanurung, dua orang pertama
adalah Batara Guru dan saudaranya.
Sebelum kerajaan Makassar ini berasal dari
dua kerajaan yaitu kerajaan Gowa dan Tallo yang memutuskan untuk membentuk
persekutuan pada tahun 1528, Diangkatnya Raja Goa menjadi Raja di kerajaan
Makassar yang bergelar Sultan Auludin. Adapun pusat kerajaan makassar adalah di
Somboapu, yang letaknya sangat strategis di jalur perdagangan rempah-rempah
dari maluku ke malaka.
Oleh
karena itulah kerajaan makassar cepat berkembang menjadi besar dan juga menjadi
salah satu pelabuhan transit perdagangan yang penting di indonesia. Makassar memiliki pengaruh sampai ke Nusa
ternggara dan sebagian Maluku.
Ekspansi
Kerajaan Goa Sejak Tahun 1600
Antara kedudukan Kerajaan Kembar Goa
dan Tallo selaku pusat perdagangan politik dan peranan Makassar sebagai pusat
perdagangan ada saling ketergantungan perdamaian dan keamanaan yang ada di
sulawesi selatan di bawah hegemoni Goa dan Tallo memungkinkan perkembangan
perdagangan di makassar, dan sebaliknya perdagangan internasional yang tertarik
ke sana dan membawa banyak kekayaan. Kedudukannya sebagai pelabuhan transito
atau Entrepot sangat tergantung pada
aliran rempah-rempah dari maluku, Seram, Dan Ambon dan pada produksi beras dan
bahan makanan lainnya yang dibutuhkan untuk bekal pelayaran, maka dari itu
Politik ekspansi Goa-Tallo dan sejarah perkembangan kawasan indonesia timur sangat di tetukan
oleh kedua faktor tersebut.
Karena perdagangan rempah-rempah
sangat vital bagi Makassar maka setiap usaha menguasai daerah penghasil
bahan-bahan itu mengancam kepentingannya, sehingga tidak dapat diletakkan
adanya konflik pada satu pihat Ternate dan VOC pada pihak lainnya. Dipandang
dari pihak VOC kekuasaan Goa-Tallo mengancam kepentingan VOC yang sedang
berusaha keras memonopoli perdagangan rempah-rempah, maka suatu konfrontasi
tidak dapat terelakan. Oleh karena hubungan makassar dan malaka merupakan garis
hidup perdagangan makassar, suatu pukulan terhadap makassar maka akan sangat
melemahkan kedudukan pelabuhan itu.
Faktor intern Sulawesi telah
Terintegrasikan di bawah Hegemoni Goa-Tallo ternyata akan turut menentukan
kesudahan konfrontasi makassar dengan VOC, tidak lain karena Kerajaan Bone ada
unsur yang kunjung padam melakukan oposisi terhadap dominasi Kerajaan Goa-Tallo
itu. Rivalitas kuno antara Goa dan Bone akhirnya mengakibatkan kemerosotan
Makassar dan dengan demikian Jatuhnya Kerajaan Goa-Tallo.
Sejak kurang lebih 1600 perkembangan
politik sulawesi selatan dengan perang antara kerajaan memperoleh dimensi
berkonfrantasi yaitu di tambah faktor agama Islam maka konflik semakin
Meningkat. Setelah Karaeng Matoaya mengikuti jejak sultan alaudin memeluk agama
islam maka goa selaku perintis berusaha mengintroduksi agama islam di
kerajaan-kerajaan lain, kecuali Luwu yang telah masuk Islam terlebih dahulu,
bila perlu dengan memeranginya . Perlawanan dari pihak Tellumpoco-Bone, Wajo
dan soppeng membangkitkan perang yang dalam bahasa Bugis ‘Musu asellennge dan
di makassar bundu’ dalam mana Goa dapat dikalahkan. Akan tetapi Goa pantang
mundur dan menyerang terus, akhirnya sidenreng takluk pada tahun 1609, soppeng
meyusul pada tahun itu juga wajo tahun 1610 dan akhrnya bone tahun 1611. Dalam
hal ini ada petunjuk bahwa proses islamisasi meningkat disebabkan oleh semangat
sufisme yang berpengaruh di Goa.
Dalam posisi kuat Goa berusaha
memperlemah aliansi tiga kerajaan-Tellumpoco-serta mengusahakan konsesi agar
goa diberi wewenang menangani semua permasalahan sulawesi selatan dengan pihak
luar. Dan dengan diplomasinya yang cakap Goa berhasil mendapat pengakuan
suzerinitasnya di sulawesi selatan tanpa membangkitkan banyak perlawanan dari
Tellumpoco.
Situasi intern Sulawesi selatan
kemudian memberi kebebasan kepada goa untuk ekpedisi ke beberapa arah.
Meskipun kebanyakan daerah di
kepulauan Nusa Tenggara telah masuk suasana pengaruh Makassar, namun Sultan
Alaudin dalam menangapi ekspansi VOC mengirim ekspedisi ke Buton, Solor,
Sumbawa, Endem Bima pada tahun 1626. Pada tahun berikutnya 1627 Limboto yang
diangap sebagai daerah ternate, taklukan oleh ekspedisi dari goa pada tahun
1628 diseranglah sula dan kepulauan Banggai yang selalu menjadi perebutan
antara makassar dan ternate ialah kerajaan buton, maka sesudah ekspedisi lagi
pada tahun 1632 dan 1634. Ternate berusaha mencari bantuan VOC untuk menahan
serangan makassar itu. Armada makassar yang terdiri dari 400 perahu menjelajahi
wilayah indonesia timur, kecuali menjalankan ekspedisi-ekspedisi tersebut di atas
juga melindungi para “penyelundup” rempah-rempah dari maluku, Seram, dan Ambon.
Lagi pula mendukung perlawanan penduduk di daerah itu dalam menghadapi
gerak-hongi VOC.
Kekuatan armadanya memungkinkan
makassar untuk kemudian memberi bantuan kepada sultan Mindanao dan Sulu dalam
perlawanan mereka terhadap penetrasi Spanyol. Sebagai pembawa Hubungan
perdagangannya Goa memiliki hubungan diplomasi dengan banjarmasin, banten, aceh
dan Mataram. Hubungan dengan kerajaan terakhir diperkuat dengan adanya perkawinan raja Goa dengan
seorang putri sunan Mataram. Untuk menambah kewibawaannya diadakan hubungan
diplomasi pula dengan raja Rum (Turki) dan raja mongol di india. Selanjutnya sistem
perdagangan yang terbuka memberi kesempatan pedagang-pedagang portugis,
prancis, denmark, dan belanda.
Prinsip sistem terbuka yang dianut
makassar dalam menjalankan politik perdagangan pada umumnya dan diplomasi
terhadap VOC khususnya tampak jelas dalam pokok-pokok peryataan yang diajukan
kepada VOC untuk mengadakan perjajian dengan VOC pada tahun 1659 di tegaskan
antara lain bahwa ‘Tuhan menciptakan bumi agar semua manusia dapat
menikmatinya’ dan ditambahkan peryataan ‘ apakah tuan berpendapa bahwa Tuhan
telah menyediakan untuk bangsa tuan yang tinggal sangat jauh dari pulau-pulau
itu ?.
Politik dengan prinsip sistem
terbuka itu berdasarkan teori laut bebas teori ini di anut oleh raja-raja Goa
dan sesuai benar dengan politik Goa-Tallo serta pelabuhan makassar pada masa
itu. Dengan kekuatan politik yang ada pada Goa kebebasan berdagang di
wilayahnya lebih menguntungkan dari pada merugikan. Lagi pula pedagang-pedagang
asing dapat menjaminn bagi usaha mereka sehingga perdagangan internasional
dapat meghidupi makassar dengan segala keuntungan daripadanya. Rupanya
perkembangan perdagangan indonesia sebelumkedatangan bangsa barat mempunyai
pola berdasarkan sistem terbuka itu. Kalau semula hendak menguasai perdagangan
itu, kemudian portugis melepaskan maksud tersebut dan mengikuti sistem yang
berlaku. Politik VOC ternyata berdikeras menjalankan politik monopoli, sesuatu
yang sebenarnya bertentangan dengan apa yang telah di konsepsikan oleh
Christiaan Huygens mengenai hukum internasonal dengan prinsip mare Liberumnya.konfrontasi
antara VOC dan Makassar berlangsung lama dan baru diselesaikan dengan
perjanjian Bonggaya (1667).
Kesultanan
Goa di sulawesi selatan kesultanan ini mempunyai kekuatan militer yang besar
yang harus di perhatikan VOC secara lebih serius dari pada musuh-musuh yang ada
di maluku selatan yang pada dasarnya dulu menjadi semakin sulit di kalahkan
karena adanya dukungan dari pihak makassar. Goa masih tetap merukan suatu pusat
yang penting dari pada yang dianggap pihak belanda sebagai perdagangan gelap
rempah-rempah. Orang –orang portugis khususnya aktif disana sejak mereka
kehilangan malaka pada tahun 1641. Bagaimanapun juga, telah terjadi
peristiwa-peristiwa di sulawesi selatan sendiri yang memungkinkan ditaklukanya
Goa. Seperti yang selalu terjadi dalam peperangan-peperangan VOC apabila yang
menjadi sasarannya adalah sebuah negara yang kuat maka VOC baru dapat menang
jika suatu kelompok yang cukup berpengaruh di negara itu menjalin persekutuan
dengan pihaknya. Dalam hal ini pihak belanda menjalin hubungan persekutuan
dengan seorang pangeran bugis, La
Tenritta To Unru (1634-1696) yang biasa dikenal dengan arung Palakka.
Kekuasaan
Goa atas negara-negara di sulawesi selatan lainnya memang masih memberikan
kepada negara-negara tersebut otonomi yag sangat luas meskipun demikan ,
penguasaan Goa telah menimbulkan perasaan benci di kalangan Negara-negara
tersebut. Telah terjadi banyak pertempuran antara Goa dan negara bugis, bone.
Konflik-konflik
antara VOC dan Goa berlangsung terus menerus hampir tak ada putusnya sejak
tahun 1615. Sebuah armada VOC yang besar yang terdiri dari 30 buah kapal
menyerang Goa pada tahun 1660, menghancurkan kapal-kapal portugis yang berada
di pelabuhan dan memaksa sultan Hasanudin (1653-1669) menerima persetujuan
perdamaian Agustus-Desember 1660. Akan tetapi persetujuan tersebut tidak
berhasil mengahiri permusuhan. Pada bulan desember 1666 Gubernur Jendral
Maetsuycker dan dewan hindia belanda belanda akhirnya mengambil keputusan untuk
menghadapi goa. Dihimpun suatu pasukan ekpedisi yang terdiri atas 21 kapal yang
mengangkut 600 orang tentara berkebangsaan eropa. VOC yang dibantu oleh Arung
Palakka menghancurkan Goa. Pada bulan desember armada belanda yang mengangkut
pasukan tersebut tiba di makassar. Perang melawan kerajaan Goa meliputi
pertempuran sengit di darat dan juga laut yang memakan waktu hampir setahun
lamanya. Akhirnya VOC dan sekutunya Bugis di bawah pimpinan Arung palakka
keluar sebagai pemenang. Sultan hasanudin dipaksa menandatangani perjanjian
bongaya yang sangat merugikan masyarakat makassar isi perjanjian tersebut ialah
:
1. Wilayah
Makassar terbatas pada Goa, Wilayah Bone dikembalikan kepada Arung Palaka.
2. Kapal
Makassar dilarang berlyar tanpa seizin VOC.
3. Makassar
tertutup untuk semua bangsa, kecuali VOC dengan ha monopilanya.
4. Semua
benteng harus di hancurka.
5. Makassar
harus menganti kerugian perang sebesar 250 ringgit.
Kini
kekuasaan Goa runtuh dan bone muncul mengantikan kedudukannya sebagai negara
terbesar yang ada di sulawesi selatan. Hak kekuasaan makassar atas daerah-daerah
sekitarnya minahasa, butung, dan sumbawa. Arung palaka kini menjadi orang
paling terkuat di sulawesi selatan dan tetap bertahan sampai ia meninggal pada
tahu 1696. Dia diberi penghargaan khusus oleh sekutunya VOC.
Pada
tahun 1670-an VOC telah berhasil mengkonsolidasikan kedudukannya di indonesia
timur. Pihak belanda berhasil menghadapi persekong-kolan dan perlawanan, tetapi
tak ada satu pun kekuatan besar di indonesia yang menentang mereka di kawasan
ini. Ternate, Tidore, dan Goa tidak lagi menjadi penguasa dengan kekuatan
militer yang besar.
Kehidupan
Ekonomi
Seperti yang telah Anda ketahui
bahwa kerajaan Makasar merupakan kerajaan Maritim dan berkembang sebagai pusat
perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor
seperti letak yang strategis, memiliki pelabuhan yang baik serta didukung oleh
jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang menyebabkan banyak
pedagang-pedagang yang pindah ke Indonesia Timur.
Sebagai pusat perdagangan Makasar
berkembang sebagai pelabuhan internasional dan banyak disinggahi oleh
pedagang-pedagang asing seperti Portugis, Inggris, Denmark dan sebagainya yang
datang untuk berdagang di Makasar.
Pelayaran dan perdagangan di Makasar
diatur berdasarkan hukum niaga yang disebut dengan ADE’ ALOPING LOPING
BICARANNA PABBALUE (ket : artinya apa), sehingga dengan adanya hukum niaga
tersebut, maka perdagangan di Makasar menjadi teratur dan mengalami
perkembangan yang pesat. Selain perdagangan, Makasar juga mengembangkan
kegiatan pertanian karena Makasar juga menguasai daerah-daerah yang subur di
bagian Timur Sulawesi Selatan.
Kehidupan Sosial Budaya
Sebagai negara Maritim, maka
sebagian besar masyarakat Makasar adalah nelayan dan pedagang. Mereka giat
berusaha untuk meningkatkan taraf kehidupannya, bahkan tidak jarang dari mereka
yang merantau untuk menambah kemakmuran hidupnya.
Sejak Gowa Tallo sebagai pusat
perdagangan laut, kerajaan ini menjalin hubungan dengan Ternate yang sudah
menerima Islam dari Gresik. Raja Ternate yakni Baabullah mengajak raja Gowa
Tallo untuk masuk Islam, tapi gagal. Baru pada masa Raja Datu Ri Bandang datang
ke Kerajaan Gowa Tallo agama Islam mulai masuk ke kerajaan ini. Setahun
kemudian hampir seluruh penduduk Gowa Tallo memeluk Islam. Mubaligh yang
berjasa menyebarkan Islam adalah Abdul Qodir Khotib Tunggal yang berasal dari
Minangkabau.
Raja Gowa Tallo sangat besar
perannya dalam menyebarkan Islam, sehingga bukan rakyat saja yang memeluk Islam
tapi kerajaan-kerajaan disekitarnya juga menerima Islam, seperti Luwu, Wajo,
Soppeg, dan Bone. Wajo menerima Islam tahun 1610 M. Raja Bone pertama yang
menerima Islam bergelar Sultan Adam. Walaupun masyarakat Makasar memiliki
kebebasan untuk berusaha dalam mencapai kesejahteraan hidupnya, tetapi dalam
kehidupannya mereka sangat terikat dengan norma adat yang mereka anggap sakral.
Norma kehidupan masyarakat Makasar diatur berdasarkan adat dan agama Islam yang
disebut PANGADAKKANG. Dan masyarakat Makasar sangat percaya terhadap
norma-norma tersebut.
Di samping norma tersebut, masyarakat
Makasar juga mengenal pelapisan sosial yang terdiri dari lapisan atas yang
merupakan golongan bangsawan dan keluarganya disebut dengan
“Anakarung/Karaeng”, sedangkan rakyat kebanyakan disebut “to Maradeka” dan
masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya disebut dengan golongan “Ata”.
Dari segi kebudayaan, maka
masyarakat Makasar banyak menghasilkan benda-benda budaya yang berkaitan dengan
dunia pelayaran. Mereka terkenal sebagai pembuat kapal. Jenis kapal yang dibuat
oleh orang Makasar dikenal dengan nama Pinisi dan Lombo. Kapal Pinisi dan Lombo
merupakan kebanggaan rakyat Makasar dan terkenal sampai mancanegara.
KESIMPULAN
Kesultanan Gowa
atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses
yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini berasal dari
Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Pada
awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama
Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa:
Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan
Kalili. Sejak Gowa Tallo sebagai pusat perdagangan laut, kerajaan ini menjalin
hubungan dengan Ternate yang sudah menerima Islam dari Gresik. Raja Ternate yakni
Baabullah mengajak raja Gowa Tallo untuk masuk Islam, tapi gagal. Baru pada
masa Raja Datu Ri Bandang datang ke Kerajaan Gowa Tallo agama Islam mulai masuk
ke kerajaan ini
Kesultanan Goa
di sulawesi selatan kesultanan ini mempunyai kekuatan militer yang besar yang
harus di perhatikan VOC secara lebih serius dari pada musuh-musuh yang ada di
maluku selatan yang pada dasarnya dulu menjadi semakin sulit di kalahkan karena
adanya dukungan dari pihak makassar. Runtuhnya kerajaan Goa-Tallo karena VOC
bersekutu dengan salah satu Pangeran Di kerajaan Bone (Bugis), kemenangan VOC
atas Goa-Tallo memberikan pengaruh besar kepada Hak Monopoli VOC.
Daftar
Referensi
M.C. Ricklefs. 2010. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Gadjah Mada University Press.
Pakaya,
Yusni. 2012. Sejarah Indonesia s/d 1500
M.
Yogyakarta : InterPena.
Yogyakarta : InterPena.
Kartidirjo,
Sartono. 1993. Pengantar Sejarah
Indonesia Baru 1500-1900.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.